It’s beyond entertaining.
Merayakan 50 tahun dari waralaba Star Trek, film terbaru dengan judul Star Trek Beyond mengambil cerita-cerita masa depan yang baru dan berani dimana segala sesuatu mungkin terjadi kepada Kapten Kirk dan awaknya USS Enterprise yang tak kenal takut. Installment ketiga dari re-boot Star Trek yang diberi nama Kelvin’s Timeline yang diambil dari USS Kelvin dimana semua berawal, franchise ini mendapatkan hati penggemarnya kembali. Meskipun sedikit lemah di prekuelnya.
Star Trek Beyond membawa kembali pemain dengan wajah-wajah familiar mereka dengan misi lima tahun Starfleet Federation, dibalut dengan humor dimana Simon Pegg dan Doug Jung duduk sebagai penulis skenario tidak mengesampingkan segi filosofi dunia Star Trek. Disisi lain pengembangan tiap-tiap karakter dan porsi cukup membuat kaya penceritaan dan lebih mengenal karakter satu dan yang lain bagi penonton yang baru yang mau mengikuti kisah ini. Drama percintaan Spock(Zachary Quinto) dan Uhura(Zoe Zaldana) masih dibalut dengan humor Dr. Bones(Karl Urban) dan pencarian jati diri Kapten Kirk(Chris Pine) masih terasa kental dengan kekompakan trio Scotty(Simon Pegg), Sulu(John Cho) dan Chekov(Anton Yelchin). Penggabungan rasa aksi dan visual efek cara Hollywood dengan sekali lagi optimistik cerita klasik a la Star Trek membuat mata tak ingin berpaling dari layar bioskop. Kebetulan saya menonton versi Trimarta(3D) yang membuat beberapa adegan eye-popping, seakan kita berada dalam film tersebut. Diluar itu ini pertama kali saya mencoba bioskop format 3D jaringan CGV*blitz. Sudah lama memang saya tidak menonton film-film yang di konversi 3D dikarenakan saya menggunakan kacamata cukup ribet jika dobel kacamata 3D saya pakai. Saya bandingkan dengan terkahir saya nonton di bioskop 3D, kemajuan cukup berarti dibioskop CGV*blitz dimana biasanya ketika membuka kacamata 3D dilihat gambar yang berbanyang dengan warna primer. Hal ini tidak saya temukan ketika saya nonton di bioskop CGV*blitz. Cukup nyaman juga jika membuka kacamata 3D meskipun ada beberapa bagian adegan yang dibuat khusus 3D.
Balik lagi ke film. Kemunculan Manas (Joe Taslim) yang ditunggu khalayak ramai di Indonesia menjadi emosi tersendiri dan membanggakan. Menjadi kaki tangan Krall(Idris Elba) memiliki peran penting dalam misi para penjahat dengan make up tebal(baca; muka alien) untuk membalas kekecewaan dengan dendam. Joe Taslim intensitas kemunculannya cukup banyak ketimbang teman seperjuangannya di The Raid dalam film Star Wars: The Force Awakens yang diproduksi J.J. Abrams juga. Mungkin saat Abrams sudah membooking genk The Raid oleh Bad Robot untuk produksi Star Trek/Wars.
Setelah Abrams memperkenalkan tokoh wanita utama di Star Wars Episode VII, di Star Trek Beyond juga masih terasa peran wanita yang cukup penting. Jaylah yang diperankan oleh Sofia Boutella sangat menonjol membantu kru USS Enterprise bahkan ada beberpa gerak-geriknya mirip Ray, The Force Awakens.
Justin Lin sebagai sutradara yang karyanya dikenal dengan saga Fast & Furious, identik dengan balapan dan bekerja paling baik sehingga ekspansi dua jam film terlihat santai, lucu tapi tak mengurangi nyawa Star Trek bahkan diajak kembali ke salah satu tone episode di tahun 60-an. Sekali lagi didukung oleh rasa semangat petualangan dan kerja sama tim yang baik dan dinamis, mamp menyenangkan penggemar, memberikan nostalgia tanpa penghormatan kaku kepada Gene Roddenberry dan Leonard Nimoy.
Star Trek Beyond adalah sebuah episode perayaan 50 Tahun Star Trek yang memberikan cerita dan para pemain hebat kesempatan untuk bermain melawan satu sama lain dalam sebuah cerita sederhana namun berkesan. Jika Anda setelah menonton ini tertarik jauh dalam film Star Trek baru ini, berikutnya petualangan besar akan menanti selama 50 tahun kedepan. Dif-tor heh smusma!
Star Trek Beyond: Membawa kembai jiwa originalnya
Reviewed by Pasko
on
06.56.00
Rating:
Tidak ada komentar: