Yeah! Watching in midday, because midnight show is too mainstream.
Ketika mendengar nama James Wan cuma teringat dua kata, Saw dan Dead Silence. Kedua film ini sangat melekat kepada sutradara asal Asia ini jauh sebelum Insidious diperkenalkan di tahun 2010.
Ketika Insidious mendapat kritik bagus dan disukai, inilah awal baru sebuah film horror.
Karya-karya James Wan sangat dinanti. Pada bulan Juli lalu saja sutradara disebut-sebut sebagai pembawa hawa baru bagi film horror modern ini merilis The Conjuring. Ketika itu saya juga menontonya berbekal hasil yang memuaskan pada film-film sebelumnya. Tapi menurut saya film The Conjuring gagal. Bisa lihat ulasan saya disini.
Saya telah mendengar kabar pembuatan Insidious: Chapter 2 di tahun 2011. Saya sudah menduga setelah saya menonton bagian pertamanya ketika diakhir filmnya sebuah adegan akhir yang akan membawa film Insidious ke bagian duanya.
Insidious: Chapter 2 dirilis tahun ini tepat di Friday the 13th. Membuat film ininsemakin horor, tapi di Indonesia dapat dinikmati setelah tanggal 24 September 2013. Sebelumnya saya mendengar kabar malah akan diputar pada tanggal 25 September. Ketika saya melihat postingan seorang teman di media sosial yang telah menontonya, saya pun melihat jadwal pada web 21cineplex.com untuk mengkonfirmasikan. Ternyata telah tayang. Saya membuat rencana menonton di hari berikutnya. Alih-alih saya menonton midnight show saya malah menonton tenngah hari tepat jam 12 siang. Yup! Because midnight show is too mainstream. Sekali-kali nonton film horor diengah hari.
Berikut ulasan singkat saya;
Diawal film penonton diajak menyelami kejadian masa kanak-kanak Josh Lambert. Apa yang sebenarnya terjadi, yang tidak dijelaskan pada kisah sebelumnya. Bagaimana Josh bisa berkaitan dengan semua dedemit.
Jika belum menonton film pertamanya penonton akan menebak-nebak bagai peramal pada 30 menot pertama. Syukurlah saya sudah menontonya jadi bisa mengikuti alur dari ceritanya. Insidious: Chapter 2 benar-benar diolah dengan baik oleh Leigh Whannell. Penulis naskah ini tahu betul mengembangkan plot sehingga kaitan kisah pertamanya hingga kedua ini bisa dinikmati seperti air yang mengalir.
Pemilihan cast juga patut diacungi jempol untuk peran pembantu karakter Elise Rainer.
Berbicara dengan karakter, diawal ketika opening credit yang menampilkan nama-nama cast hingga crew. Yang membuat saya tertarik ketika muncul tulisan "Based on Characters Created by Leigh Whannell". Dari sini saya sudah menduga bahwa akan dibawa kemana film ini kedepannya. Dan ini dibuktikan ketika pada ending. Salah satu karakter pendukung akan menjadi karakter utama di film selanjutnya.
Lain halnya dengan cerita film ini. Seperti yang saya telah ungkapkan di paragraf sebelumnya. James Wan & Leigh Whannell tim yang baik ,embawa cerita ini. Jika sebelumnya Insidious pertama penonton diperkenalkan dengan istilah The Further, dimana istilah ini sering digunakan pada bidang paranormal astral projection. Sebuah landasan ide cerita yang brilliant!
Untuk Chapter 2 ini, ceritanya semakin mengeksplorasi The Further ini. Semakin jauh bahkan bagaikan sebuah time paradox pada film-film Sci-fi.
Scoring film ini sangat ikonik dan menunjang bagi adegan tiap adegan. Saya sarankan jika ada penonton yanh memiliki kelainan pada jantung, dilarang keras menonton film ini, kecuali jika ada anjuran dokter.
Saya berikan nilai 8,7/10. Saya lebih menyukai kekompleksan film ini ketimbang bagian pertamannya tetapi masih menghargai Insidious (2010) sebagai pembuka lembaran yang patut diapresiasikan.
Jadi bagi para pembaca yang ada waktu, bisa menonton film ini untuk sekedar uji nyali.
Ketika mendengar nama James Wan cuma teringat dua kata, Saw dan Dead Silence. Kedua film ini sangat melekat kepada sutradara asal Asia ini jauh sebelum Insidious diperkenalkan di tahun 2010.
Ketika Insidious mendapat kritik bagus dan disukai, inilah awal baru sebuah film horror.
Karya-karya James Wan sangat dinanti. Pada bulan Juli lalu saja sutradara disebut-sebut sebagai pembawa hawa baru bagi film horror modern ini merilis The Conjuring. Ketika itu saya juga menontonya berbekal hasil yang memuaskan pada film-film sebelumnya. Tapi menurut saya film The Conjuring gagal. Bisa lihat ulasan saya disini.
Saya telah mendengar kabar pembuatan Insidious: Chapter 2 di tahun 2011. Saya sudah menduga setelah saya menonton bagian pertamanya ketika diakhir filmnya sebuah adegan akhir yang akan membawa film Insidious ke bagian duanya.
Insidious: Chapter 2 dirilis tahun ini tepat di Friday the 13th. Membuat film ininsemakin horor, tapi di Indonesia dapat dinikmati setelah tanggal 24 September 2013. Sebelumnya saya mendengar kabar malah akan diputar pada tanggal 25 September. Ketika saya melihat postingan seorang teman di media sosial yang telah menontonya, saya pun melihat jadwal pada web 21cineplex.com untuk mengkonfirmasikan. Ternyata telah tayang. Saya membuat rencana menonton di hari berikutnya. Alih-alih saya menonton midnight show saya malah menonton tenngah hari tepat jam 12 siang. Yup! Because midnight show is too mainstream. Sekali-kali nonton film horor diengah hari.
Berikut ulasan singkat saya;
Diawal film penonton diajak menyelami kejadian masa kanak-kanak Josh Lambert. Apa yang sebenarnya terjadi, yang tidak dijelaskan pada kisah sebelumnya. Bagaimana Josh bisa berkaitan dengan semua dedemit.
Jika belum menonton film pertamanya penonton akan menebak-nebak bagai peramal pada 30 menot pertama. Syukurlah saya sudah menontonya jadi bisa mengikuti alur dari ceritanya. Insidious: Chapter 2 benar-benar diolah dengan baik oleh Leigh Whannell. Penulis naskah ini tahu betul mengembangkan plot sehingga kaitan kisah pertamanya hingga kedua ini bisa dinikmati seperti air yang mengalir.
Pemilihan cast juga patut diacungi jempol untuk peran pembantu karakter Elise Rainer.
Berbicara dengan karakter, diawal ketika opening credit yang menampilkan nama-nama cast hingga crew. Yang membuat saya tertarik ketika muncul tulisan "Based on Characters Created by Leigh Whannell". Dari sini saya sudah menduga bahwa akan dibawa kemana film ini kedepannya. Dan ini dibuktikan ketika pada ending. Salah satu karakter pendukung akan menjadi karakter utama di film selanjutnya.
Lain halnya dengan cerita film ini. Seperti yang saya telah ungkapkan di paragraf sebelumnya. James Wan & Leigh Whannell tim yang baik ,embawa cerita ini. Jika sebelumnya Insidious pertama penonton diperkenalkan dengan istilah The Further, dimana istilah ini sering digunakan pada bidang paranormal astral projection. Sebuah landasan ide cerita yang brilliant!
Untuk Chapter 2 ini, ceritanya semakin mengeksplorasi The Further ini. Semakin jauh bahkan bagaikan sebuah time paradox pada film-film Sci-fi.
Scoring film ini sangat ikonik dan menunjang bagi adegan tiap adegan. Saya sarankan jika ada penonton yanh memiliki kelainan pada jantung, dilarang keras menonton film ini, kecuali jika ada anjuran dokter.
Saya berikan nilai 8,7/10. Saya lebih menyukai kekompleksan film ini ketimbang bagian pertamannya tetapi masih menghargai Insidious (2010) sebagai pembuka lembaran yang patut diapresiasikan.
Jadi bagi para pembaca yang ada waktu, bisa menonton film ini untuk sekedar uji nyali.
Insidious: Chapter 2 (2013); melangkah lebih jauh dan semakin jauh
Reviewed by Pasko
on
20.00.00
Rating:
Tidak ada komentar: